Mbambung Kemerdekaan 2015 - Part 1
14 Agustus 2015
Surabaya
Rendi Gdank : 'Mas meeting point dimana nanti? dan jam brp?'
Surabaya
Rendi Gdank : 'Mas meeting point dimana nanti? dan jam brp?'
Saya : 'Warkop dishub, mulai 19.30 aja kita ngumpul'
Demikian obrolan saya dan Rendi Gdank via Whatsapp, saat itu hari Jum'at 14 Agustus 2015 sore, saya pikir jam 19.30 itu waktu yang tepat untuk mulai ngumpul dengan asumsi tepat pukul 20.00 seluruh peserta sudah tiba di meeting point Warkop Dishub, makan minum secukupnya sampai pukul 20.30, dan 21.00 sudah bisa tiba di Terminal untuk menungu bis apa yang akan kita pilih nanti untuk perjalanan etape pertama [Surabaya - Semarang], dan syukur alhamdulillah semua jadwal itu bisa tepat terlaksana pada saat itu. Tiba di Bungurasih, kami [Saya, Joseph, Fuad, Rendi Gdank, Rendi Brewok, Imam, Danang] langsung memarkir sepeda motor di tempat parkir langganan, dilanjutkan berjalan kaki sedikit [kurang lebih 100 meter] menuju Air mancur terminal Purabaya, disana ada beberapa teman BMC Surabaya yang sedang Cangkruk rutin [Rabu & Jum'at sore merupakan jadwal rutin kami Cangkruk]. Sampai disitu saat itu juga sebenarnya kami masih belum menentukan akan naik bis apa untuk etape pertama, yang jelas kami sudah sepakat akan naik bis non PATAS untuk memulai perjalanan kali ini, ada dua pilihan yaitu bis yang via Selatan [Sumber & Mira] akan tapi kalau via selatan kami hanya bisa sampai Solo dan nyambung ganti bis lagi dari Solo ke Semarang, karena diatas jam 21.00 bis Sumber jurusan Semarang sudah tidak ada dari Purabaya. Sedangkan kalau pilih bis yang via Pantura [SMM, Indonesia & Widji Lestari] itu nantinya kami bisa langsung turun di Terboyo - Semarang akan tapi bis-bis tersebut tidak ber-AC [diatas jam 20.00 bis kelas Ekonomi dari Purabaya jurusan Semarang via Pantura tidak ada yang ber AC, karena bis ATB tersedia hanya saat siang hari saja CMIIW..]. Akhirnya setelah dilakukan rembugan dengan semua peserta turing, disepakati untuk naik bis jurusan Semarang yang via Pantura dan disepakati pula kita akan naik Sinar Mandiri Mulia [SMM] yang kaca depannya ada Sticker 'SANMARU'.
![]() |
Ticket bis Sinar Mandiri Mulia |
Dengan diantar oleh mas Kristanto, Naim dan Reza ET yang saat itu sedang Cangkruk dengan beberapa teman BMC Surabaya [Mas Kris adalah salah satu Admin di Restu Panda Mania yang kebetulan juga kenal baik dengan kru SMM Sanmaru] kami pun beranjak menuju Shelter tempat si Sanmaru sedang parkir untuk menunggu penumpang dan menunggu jam keberangkatan, setelah ngobrol-ngobrol sebentar dengan kru yang sedang santai di sebelah bis terparkir dan jam sudah menunjukan pukul 22.00 kami pun masuk ke bis untuk mencari tempat duduk, dipilihlah seat paling belakang [seat favorit saya paling belakang pinggir kaca baik sisi kiri maupun sisi kanan], Tepat pukul 22.10 SMM Sanmaru pun perlahan meninggalkan shelter untuk segera berangkat menuju Semarang, dan kami pun membalas dadah-dadah yang diberikan oleh teman yang mengantar ke shelter [Mas Kris, Naim & Reza ET], terlihat wajah Naim mupeng ingin ikut turing heuheu.. . Sepanjang perjalanan malam itu kami dibuat senang dan berkali-kali terkagum-kagum dengan cara 'Mas Petruk' [saya kurang tau apakah ini nama sungguhan si driver atau cuma nama panggilan saja] mengendalikan Sanmaru nya, sungguh luar biasa, seorang teman bahkan sampai bergumam 'iki bis opo gak enek rem e tah?' [ini bis apa tidak ada rem nya kah?], untuk yang demen dengan bis banter ya Sanmaru ini sangat saya rekomendasikan dengan catatan drivernya si 'Mas Petruk' :).
*sengaja saya tidak akan menceritakan detail bagaimana bis ini melaju, bagaimana bis ini menyalip, bagaimana bis ini beberapa kali hampir kres selama perjalanan malam itu, karena saya memang tidak pandai menuliskan sebuah catatan perjalanan secara detail.
Akhirnya setelah sempat istirahat sekitar 30 menit di daerah Lasem, tepat 04.10 WIB Sanmaru pun memasuki terminal Terboyo [saya pastikan tepat jam segitu karena saat memasuki terminal sampai dengan bis benar-benar berhenti saya lihat terus ke layar HP untuk melihat jam].
15 Agustus 2015
Selamat pagi Semarang [Terboyo]
Tiba di terboyo masih belum subuh, masih belum terasa geliat aktivitas di terminal yang terkenal dengan sebutan 'Terboyo water park' itu, tempat yang kami tuju adalah Mushola di pojok utara terminal, dimana ada Mushola pasti tidak jauh dari situ ada toilet, bergiliran kami menunggu tas / barang-barang bawaan kami di sebuah bangku kayu depan warung yang kebetulan pagi itu masih tutup, sementara yang lain menyelesaikan urusan njamban nya di toilet, Imam dan Gdank malah sempat foto-foto dengan latar belakang kantor SIBA SURYA. tidak berapa lama Adzan subuh berkumandang dari speaker mushola, kecuali saya dan Joseph, teman-teman yang lain segera menuju Mushola untuk menunaikan Ibadah sholat subuh. Selesai sholat subuh kami segera menuju loket / agen PO. Nusantara yang berada di sisi timur tidak jauh dari tempat dimana bis-bis kelas PATAS jurusan Surabaya parkir, tujuan kami selanjutnya adalah Pemalang dan kami ingin naik Nusantara [sesuai rencana dari awal], loket masih tutup namun di shelter keberangkatan sudah terparkir bis Nusantara berlivery bubble gum dengan dominasi warna body Ungu, menunggu beberapa menit loket pun dibuka, belum juga kami masuk ke dalam area loket, tiba-tiba si bapak yang membuka loket mengatakan kepada kami,
"silakan langsung naik saja mas, keberangkatan jam pertama bayar diatas",
" oh gitu, enggih pak.." jawab saya
kami pun putar badan untuk segera naik ke bis yang sudah parkir di shelter dari tadi.
"silakan langsung naik saja mas, keberangkatan jam pertama bayar diatas",
" oh gitu, enggih pak.." jawab saya
kami pun putar badan untuk segera naik ke bis yang sudah parkir di shelter dari tadi.
![]() |
Ticket bis Nusantara |
![]() | |||
bis yang kami naiki menuju Pemalang |
Bis pun berangkat setelah jarum jam pendek menunjuk angka 5 dan jarum panjang di angka 6 [pukul 05.30], tidak lama kondektur pun mulai menarik ongkos kepada para penumpang, kami bertujuh duduk berderet dari tengah sampai seat belakang karena kondisi bis yang kosong jadi kami bisa duduk di masing-masing 1 orang 2 tempat duduk, harga karcis yang ditarik oleh kondektur untuk jurusan pemalang Rp. 50.000,-, bis berhenti di agen kali banteng untuk menaikan beberapa penumpang lagi pun demikian sampai di agen satu lagi [lupa nama daerahnya / restoranya] bis masuk dan berhenti untuk menaikan 3 orang penumpang lagi. Perjalanan dilanjutkan, bis berjalan sangat kalem seperti tidak memburu waktu beberapa teman dr rombongan kami terlihat sudah tertidur di jok masing-masing, saya malah gelisah karena barusan dapat info via komen-komenan di Facebook dengan teman saya yang domisili di Pemalang, kalau warung Nasi Grombyang 'Pak Warso' yang akan kami tuju di Pemalang nanti ternyata buka mulai sore, sedangkan kami nanti tiba masih pagi di pemalang tujuanya adalah sarapan Nasi Grombyang di tempat itu. Apa boleh buat saya pun segera berpikir mungkin nanti ini rombongan mbambung diajak sarapan tahu campur plus tempe mendoan saja di Condong Raos, estimasi saya dengan gaya berjalan bis yang seperti ini munkin nanti tiba di Pemalang sekitar pukul 09.30 mungkin warung Condong Raos sudah buka, aman lah. Diluar dugaan ternyata bis sampai di depan terminal Pemalang masih jam 08 lewat 40 menitan, yah masih sempat panik karena masih belum tau nanti ini rombongan mau diajak sarapan apa di Pemalang [secara saya yang asli Pemalang, sebagai tuan rumah tentu harus memberikan service yang terbaik, *halah opo iki..].
Pemalang aim kaming..
Turun dari bis, kembali disini yang kami tuju pertama kali adalah Mushola yang berada di sisi selatan terminal dekat dengan tempat parkir sepeda motor, bukan untuk sholat kami kesana, melainkan untuk urusan njamban, karena di samping Mushola terminal Pemalang itulah sesuai pengamatan saya, terdapat toilet yang terbersih di terminal itu, membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk kami mandi dan bersih-bersih bergantian karena tempat mandi hanya tersedia 3 pintu kalau tidak salah, selesai urusan njamban rencana awal sih kami hendak naik becak menuju Sirandu [dahulu terminal kota Pemalang berada di derah ini yaitu sisi selatan dari kota Pemalang yang juga tidak jauh dari situ juga konon terdapat Sekolah SMU dan SMK favorit di Kabupaten Pemalang] tempat dimana terdapat warung Nasi Grombyang pak Waridin berada [niatnya sih kalau ternyata warung pak waridin masih tutup ya putar balik ke kota menuju warung condong raos yang pasti sudah buka dari jam 09.00], tapi rencana naik becak ahirnya batal dan kami memilih berjalan kaki kurang lebih 500 meter ke arah selatan [pasar esuk] kebetulan cuaca masih belum panas,
Joseph bilang "Kita jalan kaki ae, gak kesel tah ket mau bengi lungguh terus ndek njeru bis?"
Hmm dipikir-pikir ada benarnya juga sih apa kata Joseph, tidak ada salahnya jalan seratus dua ratus meter juga itung-itung untuk sekalian melemaskan otot-otot, setelah melewati rel tiba-tiba ada angkot warna biru muda yang datang berlawanan arah dengan kami,
Sopir angkot berteriak ke arah kami
"Ayo sirandu mas!" ,
tanpa pikir panjang kami pun mengiyakan ajakan si angkot yang langsung putar balik untuk mengantar kami menuju sirandu, tidak ada nego harga dengan si sopir saat itu kami serahkan uang 5000 an sebanyak 6 lembar [30.000] untuk ongkos kami bertujuh, sopir juga tidak bilang kurang atau lebih, jadi kami anggap ya memang ongkos nya segitu untuk tujuan sirandu dari pasar esuk untuk 7 orang. Tiba di Sirandu segera kami menuju warung Nasi Grombyang pak Waridin yang ternyata sudah buka, segera kami memesan 7 porsi Nasi Grombyang yang merupakan kuliner khas dari kota Pemalang, dipadu dengan sate daging kerbau sungguh terasa nikmat sarapan Nasi grombyang kami kala itu.. dengan hanya membayar 26.000,- untuk semangkuk Nasi grombyang + sate kerbau 3 tusuk + krupuk 1 bungkus + Teh panas , dan kami pun kenyang..
Joseph bilang "Kita jalan kaki ae, gak kesel tah ket mau bengi lungguh terus ndek njeru bis?"
Hmm dipikir-pikir ada benarnya juga sih apa kata Joseph, tidak ada salahnya jalan seratus dua ratus meter juga itung-itung untuk sekalian melemaskan otot-otot, setelah melewati rel tiba-tiba ada angkot warna biru muda yang datang berlawanan arah dengan kami,
Sopir angkot berteriak ke arah kami
"Ayo sirandu mas!" ,
tanpa pikir panjang kami pun mengiyakan ajakan si angkot yang langsung putar balik untuk mengantar kami menuju sirandu, tidak ada nego harga dengan si sopir saat itu kami serahkan uang 5000 an sebanyak 6 lembar [30.000] untuk ongkos kami bertujuh, sopir juga tidak bilang kurang atau lebih, jadi kami anggap ya memang ongkos nya segitu untuk tujuan sirandu dari pasar esuk untuk 7 orang. Tiba di Sirandu segera kami menuju warung Nasi Grombyang pak Waridin yang ternyata sudah buka, segera kami memesan 7 porsi Nasi Grombyang yang merupakan kuliner khas dari kota Pemalang, dipadu dengan sate daging kerbau sungguh terasa nikmat sarapan Nasi grombyang kami kala itu.. dengan hanya membayar 26.000,- untuk semangkuk Nasi grombyang + sate kerbau 3 tusuk + krupuk 1 bungkus + Teh panas , dan kami pun kenyang..
![]() |
Nasi Grombyang khas Pemalang |
![]() |
Pose di depan Alfamart Sirandu sambil menunggu bis arah Purwokerto |
Komentar
Posting Komentar