Makalah - Identifikasi Masalah Gangguan Produksi Koveksi Tas



Identifikasi Masalah Gangguan Produksi
 Konveksi Tas ‘CALISTA’
Alamat : Desa Kejene RT. 25 RW. 02 Kec. Randudongkal – Pemalang



STIE MAHARDHIKA SURABAYA





Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Dosen :
Oleh :
A . Musyaffa NIM. 14210872 






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
BAB l - PENDAHULUAN
-          Latar Belakang
-          Tujuan
BAB ll – ISI
a.       Sejarah Singkat
b.      Landasan teori
Ø  Konveksi Tas di Indonesia
Ø  Permasalahan Yang Dihadapi Konveksi di Indonesia
c.       Rumusan Masalah
d.      Pembahasan
Ø  Proses Produksi Tas di Konveksi CALISTA
Ø  Urutan Proses Produksi
BAB lll -  PENUTUP
-          Kesimpulan
-          Saran
-          Daftar Pustaka



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, Berkat rahmat dan hidayahnya maka dapat tersusun proposal ini yang merupakan tugas akhir semester mata kuliah Akuntansi Biaya dengan lancar dan dapat selesai sesuai target.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan proposal ini, kepada Bapak Romadhoni dan teman-teman di konveksi CALISTA,  teman-teman kelas Manajemen B, terima kasih atas saran dan masukan, terima kasih atas diskusi-diskusinya, terima kasih atas segala bantuanya. Saya menyadari dengan sepenuhnya bahwa proposal ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak yang nantinya akan menjadi bahan masukan untuk saya, untuk kedepanya agar menjadi acuan saya dalam penyusunan proposal lain agar lebih baik lagi.
Terima Kasih,

Sidoarjo, Desember 2015


Penyusun




BAB l
PENDAHULUAN

            LATAR BELAKANG 

Seiring berjalanya waktu dan semakin maju pesatnya mode khususnya pernak-pernik fashion untuk Wanita, tidak dapat diabaikan begitu saja peluang untuk menciptakan salah satu pernak-pernik atau aksesoris untuk Wanita yang kebetulan ada di depan mata. Melihat terbukanya peluang tersebut Bapak Romadhoni akhirnya memutuskan untuk memproduksi  salah satu dari aksesoris Wanita tersebut yaitu TAS sebagai pelengkap fashion kaum hawa ini.
Usaha konveksi tas Bapak Romadhoni ini terbilang masih cukup baru dijalankan yaitu baru memulai usaha tersebut pada medio 2012 yang lalu, dengan produk utama Tas wanita tersebut Bapak Romadhoni berhasil meraup penghasilan yang sangat signifikan, pada awal berjalanya usaha ini beliau hanya mempunyai dua orang anak buah (tukang jahit tas) dengan dua mesin, sekarang ini usahanya sudah berkembang dengan mempekerjakan 10 orang tukang dengan 10 mesin, itu diluar satu orang tenaga potong dan satu orang lagi sebagai tenaga gambar dan pembuat pola tas.
Kendala yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah lambatnya penyelesaian pesanan barang, bisa dibilang terkendala karena lambatnya proses produksi dari tas-tas tersebut, sementara pesanan semakin lama semakin banyak dan menumpuk karena banyak pesanan yang selesai melebihi target yang ditentukan, alias waktu pengerjaan yang molor, sehingga banyak komplain dari pemesan. Dikhawatirrkan jika keadaan terus begini maka konsumen atau pemesan atas tas-tas tersebut akan membatalkan pesanan atau mungkin akan berpindah ke tempat lain.


TUJUAN

Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan apa sebenarnya yang terjadi di perusahaan konveksi Bapak Romadhoni, mencari tahu penyebab dari lambatnya proses produksi tas. Diharapkan nantinya setelah ketemu apa  permasalahan tersebut maka dapat diambil langkah tepat atas penyelesaian dari permasalahan yang terjadi, dan proses produksi dapat selesai sesuai target yang diinginkan. Dan juga memberikan saran kepada pembaca umumnya serta kepada Bapak Romadhoni khususnya perihal penyelesaian persoalan yang ada, saran disini adalah saran dari perspektif atau versi penulis. Nantinya penulis memberikan saran atau masukan setelah penulis melihat langsung kondisi di lapangan juga setelah melakukan mungkin penelitian langsung atau wawancara langsung dengan beberapa orang yang terkait dengan penulisan makalah / proposal ini


BAB ll
ISI

a.      Sejarah Singkat

               Bapak Romadhoni adalah seorang pengusaha yang jeli melihat peluang usaha, melihat semakin berkembangnya dunia  mode khususnya mode untuk kaum hawa (wanita) beliau lantas memberanikan diri untuk membuka usaha konveksi tas, yang menjadi kebutuhan para wanita, usaha ini sendiri mulai berjalan pada tahun 2012 lalu dengan modal awal pada waktu itu sebesar (menurut pengakuanya) Rp. 10.000.000,- . dengan modal sebesar itu lalu beliau memberanikan untuk memulai usahanya, saat itu hanya dapat membeli 2 unit mesin jahit manual dengan kondisi bekas atau second hand, sisa dari pembelian mesin dibuat untuk belanja kebutuhan jahit seperti bahan, benang, dan aksesoris perlengkapan tas lainya.
Dengan segala upaya dan kerja keras tanpa lelah sampai dengan saat ini, Bapak Romadhoni akhirnya bisa bertahan dan mempertahankan usaha konveksi tas wanita nya tersebut, pesanan selalu datang tidak pernah sepi, yang paling ramai menurut pengakuanya adalah pesanan dari Kalimantan, ada beberapa pelanggannya yang dari Kalimantan rutin memesan barang (tas) di konveksinya. Produk tas dari konveksi ini diberi label CALISTAuntuk setiap produknya, CALISTA sekaligus menjadi brand untuk produk tas dan aksesoris lainya yang diproduksi di konveksinya.
Dengan menempati sebuah rumah di Desa Kejene RT 08 RW 02 Randudongkal – Pemalang , yang digunakan sebagai tempat usahanya, perlahan tapi pasti terus CALISTA berkembang, dari   yang walnya hanya mempekerjakan 2 orang karyawan (tukang jahit) sampai saat ini sudah bertambah menjadi 30 tukang jahit, dari yang awalnya hanya memproduksi satu macam (jenis) tas saja saat ini sudah bisa memeproduksi bermacam varian tas dan juga dompet untuk kebutuhan fashion wanita masa kini.

Daftar Organisasi Perusahaan Konveksi CALISTA
No
Nama
Jabatan
01
Romadhoni
Pemilik Perusahaan
02
Mifrohah
Kabag Keuangan
03
Naura
Kabag Marketing
04
Rifai
Marketing
05
Sahudi
Quality Control
06
Dahori
Quality Control
07
Suaedi
Desainer
08
Sulistyowati
Desainer
09
Indah Ratnawati
Desainer
10
Ernawati
Kepala Kerja/Mandor
11
Firdaus
Penjahit
12
Faizin
Penjahit
13
Humaidi
Penjahit
14
Muttaqin
Penjahit
15
Agus Sukendar
Penjahit
16
Erwin Kurnia
Penjahit
17
Dahori
Penjahit
18
Abdul wahab
Penjahit
19
Inayah
Penjahit
20
Wahyuni Desi S
Penjahit
21
Imam Nurohman
Penjahit
22
Naim
Penjahit
23
Erfan Marsudi
Penjahit
24
Aris Supriyadi
Penjahit
25
Warsono
Penjahit
26
Mujahid
Penjahit
27
Maftuhah
Penjahit
28
Hamidah
Penjahit
29
Munawir
Penjahit
30
Basiroh
Penjahit
31
Nuridin
Penjahit
32
Tamimi
Penjahit
33
Teguh Priyoto
Penjahit
34
Masruri
Penjahit
35
Sulhan
Penjahit
36
Fadholi
Penjahit
37
Sidik
Penjahit




b.      Landasan Teori

Konveksi Tas di Indonesia 

Tidak ada data pasti kapan awalnya usaha konveksi tas masuk ke Indonesia, yang jelas sampai saat ini banyak daerah yang menjadi sentra dari produk konveksi tas khususnya tas wanita, di Jawa barat ada kota Bandung yang juga merupakan pusat mode, dikatakan pusat mode karena di Bandung banyak sekali konveksi bukan hanya tas tapi juga pakaian yang produknya sudah menyebar di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar di Indonesia. Di Jawa Timur ada Sidoarjo yang juga merupakan sentra dari konveksi tas, tepatnya di daerah Tanggulangin, selain produk tas di sentra konveksi Tanggulangin juga banyak diproduksi aksesoris-aksesoris lain seperti dompet, ikat pinggang dan lain sebagainya.
Hampir tiap orang memiliki sebuah tas. Tas selain sebagai aksesoris, fungsi dasar sebuah tas adalah untuk membawa barang-barang / peralatan pribadi. Jika seseorang hendak berangkat kerja menggunakan tas kerja, berangkat ke gym menggunakan tas olahraga / gym, berangkat ke sekolah menggunakan tas sekolah & sebagainya. Perbandingan konveksi tas di indonesia dengan konveksi pakaian cukup seimbang. Dulu konveksi tas hampir jarang ditemukan dalam sebuah wilayah tertentu.
Kini seiringnya berkembangnya jaman, kebutuhan tas makin meningkat. Banyaknya produk-produk elektronik murah yang terdapat di pasaran. Dulu, pengguna laptop / netbook terbatas hanya untuk kalangan eksekutif & lainnya. Kini, pengguna laptop lebih merata dan lebih didominasi oleh kalangan anak muda. Hampir dan jarang ditemukan pemilik laptop tidak mempunyai tas untuk membawa laptop tersebut, selain laptop tas-tas untuk kebutuhan atau tempat alat olah raga juga saat ini sangat digemari, misal tas untuk sepatu olah raga dan lain-lain.
Di pabrik konveksi dalam membuat tas, proses produksinya dikerjakan secara keseluruhan oleh masing-masing penjahit secara individual. Setiap penjahit menjahit tas dari menjahit saku tas, badan tas & pemasangan aksesoris lainnya. Setelah satu tas sudah selesai dikerjakan, penjahit tersebut menjahit lagi dari awal. Umumnya, proses pembuatan tas tersebut lebih lambat dan kerapihan produk tergantung pada keahlian penjahit & tim kontrol kualitas tas yang berpengalaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan QC.
Usaha konveksi tas adalah jenis usaha kreatif masuk dalam kategori kerajinan, desain dan fashion, usaha ini memerlukan tingkat kreatifitas yang sangat tinggi untuk menghasilkan produk-produk yang unik dan digemari konsumen. Jika hanya mengandalkan meniru saja tidak akan bertahan lama dan itu melanggar hukum. Tingkat keorisinalan dari sebuah produk sangat menentukan laku tidaknya produk tas di pasaran.

Permasalahan yang dihadapi konveksi di Indonesia

Ada beberapa kendala yang musti dihadapi usaha bisnis konveksi dalam negeri. Berikut adalah kendala kendala yang umum dihadapi oleh  para pengusaha konveksi :
1. Produk tekstil merupakan bahan baku utama dari konveksi. Mutu produk tekstil Indonesia mempunyai kualitas yang belum dapat menembus pasar bebas yang berselera tinggi seperti Jepang. Hal ini menyebabkan harga jual per unit produk konveksi dalam negeri masih rendah.
2. Industri konveksi masih memiliki ketergantungan pada komponen komponen impor, terutama bila kita ingin memproduksi produk konveksi dengan kualitas ekspor.
3. Konveksi di Indonesia saat ini masih berperan sebagai tukang jahit bagi para pemilik merek internasional. Karena desain, warna dan potongan kain harus sesuai dengan keinginan sang pemilik merek.
4. Perusahaan konveksi kecil masih sulit untuk menembus pasar menengah ke atas. Karena pasar tersebut masih dikuasai oleh produk ekspor dan konglomerat yang menggunakan sistem monopoli pasar.
5. Tata niaga dalam pembagian kuota di konveksi masih jauh dari kata rapih.

Untuk meraih sukses di bidang konveksi memang memerlukan kesabaran yang luar biasa. Perlu kreatifitas dan keinginan belajar secara terus menerus karena mode akan terus mengalami perubahan tergantung pergeseran minat pasar. Sehingga inovasi secara kontinyu sangat diperlukan dalam konveksi. Untuk pemasaran, sebuah konveksi dapat mengiklankan jasa serta produk miliknya melalui koran atau media promosi lainnya seperti blog dan juga website. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Pakar Konveksi yang menggunakan weblog dalam meraih minat pasar konveksi.
Menurut Drs. Antok Agusta dalam SeminarNasional tentang ‘Cipta, Rasa dan Karsa Industri Kreatif Indonesia di Era MEA 2015’ yang diadakan oleh HIMAPAR (Himpunan Mahasiswa Pariwisata) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga di Gedung Garuda Mukti Universitas Airlangga Surabaya pada 3 Oktober 2015 yang lalu, Usaha kreatif adalah salah satu jenis usaha yang akan tetap bertahan di masa mendatang dimana era MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) sudah diterapkan.Usaha konveksi masuk kedalam jenis usaha Kerajinan dimana usaha ini membutuhkan tingkat kretifitas yang tinggi dari pelaku usahanya, jenis usaha kerajinan terbilang cukup bisa survive / bertahan pada masa ekonomi Indonesia yang tidak stabil pada masa lalu (1997-1999). Usaha kreatif kuncinya adalah keorisinilan ide, jadi dalam usaha kreatif produk hasil dari ide-ide yang orisinil atau asli bukan hasil tiruan atau menjiplak, produk tersebutlah yang akan laku dan semakin dicari oleh konsumen.

Masih menurut Drs. Antok Agusta, usaha kreatif sendiri terbagi dalam beberapa sektor yaitu :
-          Periklanan
-          Arsitektur
-          Pasar barang seni
-          Kerajinan
-          Desain
-          Fashion
-          Fotografi
-          Permainan interaktif
-          Musik
-          Seni Pertunjukan
-          Penerbitan / Percetakan.

c.       Rumusan Masalah

Diluar permasalahan usaha konveksi di Indonesia  yang  sudah dijabarkan pada pembahasan sebelumnya, permasalahan nyata yang dihadapi usaha konveksi CALISTA milik Bapak Romadhoni adalah soal lamanya waktu pengerjaan dari produksi tas nya, padahal secara umum bisa dikatan perusahaan ini mempunyai tenaga-tenaga penjahit yang sudah ahli dan berpengalaman, juga dari tenaga desain perusahaan ini mempunyai seorang desainer tas (pembuat pola) yang sudah lama malang melintang di dunia konveksi tas di Jakarta. Begitupun dengan Bapak Romadhoni, latar belakang beliau sebelum membuka usaha ini adalah seorang penjahit konveksi tas yang sudah cukup lama bekerja di beberapa pabrik konveksi di Ibu kota, jadi secara umum perusahaan konveksi CALISTA ini memiliki sumber daya manusia yang sangat mumpuni untuk menjalankan usaha ini.

d.      Pembahasan

Proses Produksi Tas di Konveksi CALISTA

Konveksi CALISTA tidak pernah ada masalah atau persoalan dalam hal model dari produk-produknya, setiap tri smester hampir selalu mengeluarkan model tas terbaru karya orisinal dari CALISTA sendiri, kecuali tas dengan model pesanan khusus sesuai keinginan pemesan maka pembuatan desainya akan memakan waktu lebih lama dari biasanya, ini diakibatkan terkadang model yang diinginkan pemesan perbedaan modelnya dengan model produk dari CALISTA terlalu banyak perbedaanya sehingga desainer harus membuat desain seperti dari awal lagi (bukan penyemburnaan dari model sebelumnya). Normalnya untuk membuat 1 desain model tas dibutuhkan waktu 2 sampai 4 hari, karena proses desain di konveksi ini memang masih menggunakan sistem manual bukan komputer, bukan karena tidak mampu membeli komputer tapi karena Bapak Romadhoni menginginkan produk-produk tas nya dibuat dengan 100% karya tangan kecuali proses penjahitan (aturan ini agak kolot sih untuk diterapkan di zaman sekarang). 

Urutan Proses Produksi

1. Bahan Tas dan aksesorisnya diperoleh dari Pemasok / Agen kemudian disimpan digudang.
2. Setelah dari gudang bahan utama (bukan aksesoris) akan di gambar menurut pola.
3. Bahan yang sudah berpola selanjutnya akan dipotong sesuai garis pola.
4. Potongan bahan selanjutnya diserahkan ke masing-masing tukang untuk dijahit.
5. Setelah proses jahit dilanjutkan dengan pemasangan aksesoris-aksesoris tas.
6. Proses finishing
7. Proses kontrol produk.
8. Pengepakan dan Pendistribusian.

Dari bermacam-macam urutan dalam proses produksi, setelah diperhatikan dengan sekasama proses yang paling lama pengerjaanya adalah dalam tahap penjahitan, untuk mengerjakan 6 lusin tas diperlukan waktu sampai 8 hari kerja (jam kerja dari jam 08.00 – 17.00 WIB), ini tentu sangat mengganggu jadual penyelesaian dari target-target yang ditetapkan dalam perusahaan ini, yang paling dikhawatirkan adalah jika para pelanggan akan berpindah ke perusahaan konveksi lain yang bisa mengerjakan pesanan sesuai target waktu yang tentukan. Dalam kondisi normal (seperti yang penulis lihat sendiri di sebuah perusahaan konveksi lain) ternyata untuk menyelesaikan penjahitan 6 lusin tas diperlukan hanya 4 hari kerja saja, inilah yang akhirnya menjadi tanda tanya penulis kenapa di perusahaan konveksi CALISTA waktu pengerjaan penjahitan bahan terjadi lebih lama dibandingkan dengan di tempat lain. Beberapa kali penulis melakukan kunjungan ke konveksi CALISTA dengan maksud ingin mencari tahu apa penyebab dari lambatnya proses penjahitan di tempat itu. Dan setelah melihat langsung di lapangan akhirnya diketemukan penyebabnya adalah dari kondisi mesin jahit yang sudah tua, dan terlalu dipaksakan penggunaanya, tidak pernah dilakukan perawatan atau maintenance secara berkala, dan juga rupanya mesin-mesin jahit itu pada saat awal pembelianya 8 tahun yang lalu memang dalam kondisi bekas atau second hand.  Memang pada awalnya faktor tua nya mesin jahit tidak terlalu merisaukan bagi konveksi ini, tapi seiring waktu dan dengan semakin bertambahnya usia pakai dari mesin jahit-mesin jahit itu akhirnya terasa sekali hambatan dalam proses produksi yaitu lamanya waktu pengerjaan dari tas-tas pesanan para pelanggan.
Beberapa tukang jahit sempat penulis wawancarai pada tanggal 25 November 2015  rata-rata mereka mengaku sangat terhambat pekerjaan mereka akibat dari ketidak optimalan mesin jahit bekerja, misalkan saat mereka sedang bekerja menjahit mengejar target tapi tiba-tiba mesin jahit ngadat atau macet, itupun mereka harus  memperbaiki sendiri kerusakan yang terjadi bukanya perusahaan yang menyediakan tenaga mekanik tersendiri yang tugasnya khusus melakukan perbaikan dan perawatan dari mesin-mesin jahit yang ada, tukang mengeluh terhambatnya kerja mereka karena diakibatkan oleh kinerja mesin jahit yang sudah tidak sempurna beroperasi. Dalam hal ini pihak perusahaan harusnya segera tanggap mencari solusi untuk kelancaran proses produksi di perusahaan. Para tukang menginginkan ada peremajaan mesin jahit untuk kelancaran pekerjaan mereka dan rupanya mereka sudah berkali-kali menyampaikan unek-unek ini kepada pimpinan perusahaan akan tetapi sampai sekarang belum ada tanggapan yang memuaskan. Hal ini tentu sangat membahayakan bagi posisi perusahaan itu sendiri, jika persoalan ini dibiarkan terus berlarut-larut sudah pasti para pelanggan akan meniggalkan dan beralih ke perusahaan konveksi lain yang lebih cepat dalam mengerjakan pesanan mereka.
Alasan dari pihak perusahaan tidak segera melakukan peremajaan pada mesin jahit mereka adalah karena menurut mereka mesin jahit tersebut merupakan mesin yang tangguh merk “Singer” merupakan mesin jahit dengan spesifikasi terbaik dikelasnya sampai saat ini, ini alasan yang tidak masuk akal menurut penulis, karena boleh lah mesin merk itu tertinggi spesifikasi dikelasnya akan tetapi mereka lupa spesifikasi tinggi tersebut disejajarkan dengan mesin jahit tahun berapa? Tentu percuma mengandalkan mesin jahit spesifikasi tinggi tetapi itu merupakan mesin tua (lama) dalam hal usia pemakaian, mereka lupa zaman sudah semakin canggih dan sudah banyak dipasaran mesin jahit dengan teknologi yang lebih baru tentunya.  Seharusnya pihak perusahaan jangan menutup mata dengan keluhan atau permintaan dari karyawanya demi kemajuan perusahaan kedepan.






BAB lll
PENUTUP
Kesimpulan

Melihat apa yang terjadi di Perusahaan konveksi CALISTA, penulis tergerak untuk memberikan masukan yang berkaitan dengan terhambatnya proses produksi atau lambatnya proses produksi atas tas-tas pesanan para pelanggan. Dalam hal ini dapat dikatakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan juga sebagai masukan dari pihak luar yang mungkin suatu saat bisa dijadikan pedoman untuk pengembangan perusahaan konveksi CALISTA itu sendiri.
Proses produksi berjalan lambat terjadi akibat  dari tidak optimalnya mesin jahit yang mereka pakai saat ini, kondisi mesin yang sudah tua usia pemakainya dan juga tidak adanya perawatan secara berkala dari ahli atau teknisi mesin jahit yang khusus dan paham dengan mesin jahit merk tersebut. Keberadaan seorang mekanik khusus untuk mengerjakan perbaikan dan perawatan mesin akan sangat membantu kinerja bagi para tukang jahit. Perusahaan terkesan hanya mencari keuntungan semata, sementara mereka lupa bahwa ada hal lain yang menjadi penghambat dari kelancaran produksi dari tas yang mereka produksi tersebut.
Tidak ada salahnya perusahaan menuruti saran dari karyawanya seperti menyediakan tenaga teknisi mesin jahit untuk melakukan perawatan secara berkala terhada mesin-mesin jahit yang ada sehingga diharapkan akan meminimalisir kerusakan yang fatal, tekadang saran dari karyawan dipandang sebelah mata olehmanajemen perusahaan, karyawan kurang didengarkan saran dan masukanya oleh perusahaan ini menjadi salah satu penyebab motivasi kerja karyawan menurun atau tidak semangat dalam bekerja.


Saran

Demi kelancaran proses produksi di perusahaan konveksi CALISTA, menurut penulis, pihak perusahaan dalam hal ini Bapak Romadhoni seharusnya mendengarkan keluhan karyawanya (tukang jahit) mengenai permintaan peremajaan mesin jahit, sehingga proses produksi tas di perusahaan ini bisa berjalan lancar dan bisa menyelesaikan pesanan yang masuk dengan tepat dan cepat. Selain itu perusahaan juga seharusnya mempunyai seorang teknisi yang ahli tentang permasalahan mesin jahit, paling tidak sebulan sekali harus dilakukan perawatan berkala terhadap mesin-mesin jahitnya agar dapat meminimalisir gangguan kerusakan saat mesin sedang digunakan atau dioperasikan. Penting untuk diingat bahwa karyawan adalah salah satu elemen penting dalam kelancaran operasional sebuah perusahaan, oleh sebab itu jangan sepelekan saran dan masukan dari karyawan, tanpa karyawan, perusahaan tidak dapat beroperasi secara maksimal bahkan mungkin bisa stop operasi.











DAFTAR PUSTAKA
Google :



  





  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jambore Nasional BisMania Community VI 2015

ETIKA Foto-foto di Terminal Bis Purabaya (Bungurasih) - Surabaya

Kirim HP lewat J&T